CIRI DAN SIFAT GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM SERTA
USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Pemikiran Modern dalam Islam
Dosen pengampu:
Erwin Indrioko

Disusun oleh:
Dwi Mahfudzoh (
9321 060 13)
Ulfah Nur Laili (9321
181 13)
Iftitahul Musarofah (9321
173 13)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2015
- PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Pembaharuan Islam dengan segala
bentuk tipologi dan fase-fase kesejarahannya merupakan akibat dari
perubahan-perubahan tertentu, terkait dengan berkembangnya pemikiran keagamaan
dalam masyarakat Islam. Perubahan tersebut merupakan kebutuhan dasar, karena
berkembangnya masyarakat yang tidak sama bahkan tidak sejalan dengan kondisi
saat Islam dibangun Nabi di Makkah dan Madinah.
Setelah Islam mengalami
kekalahan dalam perang salib, banyak yang terjadi kemunduran pada umat Islam.
Perubahan pun terjadi pada Barat dalam segala aspek, mulai dari pengetahuan
hingga sistem kemiliteran. Barat dan Islam menjadi dua sisi yang berlawanan,
karena keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Barat mengambil
komponen-komponen penting dalam Islam, tanpa meninggalkan sisa. Terbukti dengan
pembakaran perpustakaan-perpustakaan Islam dan perampasan buku-buku ilmu
pengetahuan, hingga akhirnya Islam memasuki era kegelapan. Umat muslim sedikit
demi sedikit tersingkirkan dari pergerakan zaman. Namun sebagian umat menyadari
kemunduran ini dan berusaha mengakhirinya.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses
pembaharuan Islam. Pertama, faktor internal yaitu faktor kebutuhan pragmatis
umat Islam yang sangat memerlukan satu system yang benar-benar bisa dijadikan
rujukan dalam rangka mencetak umat Islam yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman
kepada Allah. Kedua, faktor eksternal adanya kontak Islam dengan kaum barat.
Adanya kontak ini sekiranya telah menggugah dan membawa perubahan pragmatis
umat Islam untuk belajar secara terus menerus kepada kaum barat, sehingga
ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir. Namun bukan berarti pembaharuan Islam mengubah isi Al-Quran dan Hadits.
- PEMBAHASAN
1.
Ciri dan sifat
pembaharuan
Dalam gerakan
pembaharuan ada beberapa istilah yang sering dipakai, seperti istilah gerakan tajdid yang merupakan
realitas yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya sebagai aksi untuk menggugah
kesadaran. Disebut reformasi, karena bertujuan membentuk citra diri
melalui penataan kembali masyarakat, yang tidak sesuai dengan zamannya. Revivalisasi,
karena bertujuan untuk menghidupkan kembali pola-pola lama yang benar, yang
saat itu sudah ditinggalkan atau diselewengkan. Purifikasi, karena untuk
memurnikan ajaran agama yang tidak sejalan dengan ajaran awal saat agama
tersebut muncul.[1]
Menurut Ibnu
Taimiyah, kelemahan dan kemunduran dalam Islam disebabkan karena umat Islam
tidak lagi menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi dan
pegangan. Pemikiran mereka sudah tidak mencerminkan pandangan al-Qur’an dan
Sunnah.[2]
Karena mereka meyakini bahwa pintu ijtihad telah tertutup, akibatnya mereka
menerima ajaran agama dengan apa adanya tanpa dilakukan verifikasi mengenai
ajaran tersebut.
Usaha yang pertama
dilakukan adalah memberantas segala serangkaian bid’ah, tahayyul, taklid
dan khurafat yang ada dalam masyarakata Islam, yang disebabakan karena
kebekuan pemikiran masyarakata Islam oleh tradisi yang berkembang dan mewabah. Adapun
ciri dan sifat yang ada dalam gerakan pembaharuan meliputi:
a.
Adanya kepercayaan
yang kuat bahwa masyarakat harus ditata atas dasar Al-Qur’an dan As-sunnah.
b.
Melakukan kontak
langsung dengan Barat.
c.
Menyaring
kebudayaan Barat, seperti kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.
Masyarakat banyak
yang bersekolah di Barat.
e.
Adanya keinginan
untuk mengembalikan kemuliaan dan kejayaan umat Islam disemua bidang, baik
sosial, politik, keagamaan, pendidikan dan ilmu pengetahuan.[3]
Adapun sifat pada
gerakan pembaharuan yaitu memperbarui, menciptakan yang baru, menata kembali,
dan mengubah. Jadi pembaharuan dalam Islam berarti pikiran atau gerakan untuk
menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Sedangkan pemurnian merupakan
usaha membersihkan akidah umat Islam yang telah ternodai oleh syirik,
tahayyul, taklid serta bid’ah agar kembali pada ajaran yang sesuai
pada zaman Nabi, Sahabat, dan Tabi’in.
2. Gerakan
Pemikiran Modern (Modernisasi) Dunia Islam
Satu
demi satu negara Islam jatuh ke tangan bangsa Barat yang giat menyebarkan agama
Kristen di abad-abad 18-19 M. Umat Islam baru merasa betapa berat penderitaan
yang dialami di bawah penjajahan orang Kristen. Mereka mulai sadar dan
intropeksi diri, meneliti diri dalam segala aspek kehidupan, di bidang
keagamaan, politik, sosial, ekonomi dan lainnya.
Sesungguhnya
kebangkitan umat Islam ini sudah diramalkan atau dikhawatirkan oleh para ahli
barat dengan melihat faktor-faktor yang ada dalam ajaran Islam itu sendiri.
Scawen Blunt (1882) misalnya, mengemukakan 4 faktor bagi kebangkitan Islam,
yakni:
a. Ibadah
haji (pilgrimage)yang dilakukan kaum muslimin tiap tahun.
b. Khalifah
(The Modern Question of the Caliphate): ajaran khalifah yang menetapkan
kedaulatan bagi masing-masing negara dan bagi dunia seluruhnya.
c. Adanya
kota suci Mekkah (The Holy Mecco) yang setiap tahun dikunjungi oleh
beratus-ratus ribu kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia.
d. Reformasi
menimbulkan kebangkitan Islam.
Keempat
faktor tersebut mendorong terciptanya kebangkitan dunia Islam. Bangsa Eropa
jauh sebelum kebangkitan dunia Islam sudah marasa khawatir, karena timbulnya
ramalan tersebut. Mereka sudah bersiap-siap menghadapi dunia Islam yang akan
bangkit itu. Mereka berusaha menghancurkan kekuatan Khalifah Islam yang saat
itu berpusat di Turki. Kerajaan Turki direbutnya beramai-ramai dalam perang Balkan
tahun 1914-1918. Turki dalam masa kemundurannya, tidak mampu menghadapi
serangan Eropa. Seluruh daerah kekuasaannya masuk ke wilayah bangsa Eropa,
kecuali hanya negara Turki sendir yang dapat dipertahankan sebagai negara
nasional. Meskipun bangsa Eropa berhasil merampas kedaulatan umat Islam dari
negara Turki, namun 3 faktor lainnya masih berjalan terus.
Semenjak
umat Islam menyadari akan kemundurannya, timbullah ide pembaharuan dalam Islam.
Tokoh-tokoh pembaharuan dunia Islam lahir untuk mengajak umat Islam agar sadar,
bangkit dan bangun dari kenyenyakan tidurnya agar mengerti bahwa bangsa Barat
datng dan menjajah negara Islam bukan untuk membangun, tetapi sebaliknya. Pada
saat ini, di tengah padang pasir Arab Saudi muncul seorang tokoh pembaharuan
Islam bernama Muhammad bin Abdul Wahab. Ia umat Islam agar kembali kepada
ajaran agama yang sebenarnya, memberantas takhayul dan bid’ah (sesuatu yang
tidak ada pada zaman Nabi Muhammad SAW). Gerakan ini pada akhirnya terkenal
dengan nama Gerakan Wahabi.
Tokoh-tokoh
pembaharu Islam dalam masa sebelum abad ke 19 M, antara lain adalah:
a. Gerakan
Wahabi: Gerakan ini dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab. Ia lahir di Nejed,
Saudi Arabia tahun 1704. Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan
ajaran-ajaran agama Islam sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadis
serta membersihkannya dari faham-faham
yang menyesatkan. Gerakan ini menentang apa saja yang dipandang bid’ah da
takhayul.
Segera
pola pemikiran dan aliran Muhammad bin Abdul Wahab, mendapat dukungan Muhammad
bin Su’ud, serang kepala suku yang berkuasa di Nejed. Ia ikut aktif
menggerakkan faham-faham muhammad bin Abdul Wahab. Ia ikut menyebarkan ajaran
Wahabi, membangkitkan kaum muslimin dari satu daerah ke daerah lain. Lambat
laun ajaran Wahabi tersebar luas ke seluruhpwelosok dunia hingga sampai ke
Indonesia yang di bawa oleh ulama’-ulama’ periode tahu 1821.
b. Tokoh
pembaharu dunia Islam dari Turki bernama Sultan Abdul Hamid I (1725-1789),
mempelopori gerakan khilafat yang bertujuan membina persatuan seluruh dunia
Islam, berada dalam satu khilafat dam menghadapi perkembangan bangsa Barat.
c. Tokoh
pembaharu dunia Islam di Aljazair Muhammad bin Sanusi (1791-1859). Ia memimpin
pergerakan solidaritas ang disebut Gerakan Thariqah Sanusiyah.
d. Tokoh
pembaharu dunia Islam lainnya adalah Syekh Waliyullah (1703-1762). Mula-mula ia
seorang pendidik dan pengarang. Ia melihat kelemahan umat Islam yang
dikarenakan:
1. Perubahan sistem pemerintah Islam dari kekhalifahan ke
sistem kerajaan.
2. Perubahan
dari sistem demokratis ke otokrasi/absolut.
3. Perpecahan
di kalangan umat Islam yang oleh timbulnya aliran-aliran.
4. Masuknya
adat-istiadat bukan Islam ke dalam keyakian umat Islam.
Terdorong
beberapa sebab tersebut, Syekh Waliyullah menyerukan kembali ke sistem
pemerintahan seperti yang dilakukan oleh Khulafaurrasyidin dengan mengutamakan
demokrasi dan kepentingan rakyat dalam pemerintahan.[4]
Pada
abad ke-19 M, semakin bertambah jelas kebangkitan umat Islam di seluruh pelosok
dunia Islam. Gerakan-gerakan pembaharuan Islam pada abad ke-19 M ini, adalah
sebagai penerus atau kelanjutan dari abad sebelumnya. Diantara
pembaharu/mujaddid di abad ke-19 M adalah:
1.
Muhammad Ali Pasya
Adapun langkah-langkah yang di ambil Muhammad Ali dalam
pembaharuan di bidang Militer adalah dengan menugaskan Kolonel Save dan menata
militer secara modern; mendirikan sekolah militer; mengirim pelajar Mesir ke
Prancis, Italia, Inggris dan Austria untuk belajar ilmu Kemiliteran.[5]
Untuk kemajuan Negara ia meningkatkan pertanian di Mesir
dengan membuat Irigasi, melakukan penanaman kapas yang didatangkan dari India
dan Sudan. Demi kemajuan ekonomi ia memperbaiki pengangkutan dan menghidupkan
industri tetapi gagal karena kekurangna ahli di Mesir.
2.
Jamaluddin
Al-Afghani
Salah satu ide Al-Afghani ialah membentuk partai al-Hizb
al-wathan (Partai Nasionalis). Selama delapan tahun menetap di Mesir ia
pergi ke Paris, disini ia mendirikan perkumpulan “Al-Urwatul Wutsqo”. Selama
di Mesir Al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuannya antara lain: musuh
utama adalah penjajah barat, hal ini tidak lain lanjutan perang salib, Umat
Islam harus menantang pejajahan dimana dan kapan saja. Untuk mencapai tujuan
itu umat Isla harus bersatu (Pan Islamisme).[6]
3.
Muhammad Abduh
Menurut Abduh, penyebab kemunduran umat Islam pada akhir
abad pertengahan adalah sikap jumud. Dalam sikap ini mengandung arti keadaan
membeku, statis, berpegang teguh pada adat. Karena dipengaruhi sikap jumud umat
Islam tidak menghendaki perubahan dan tidak mau menerima perbahan.[7]
Agenda pembaharuan Islam Muhammad Abduh berkaitan dengan
cara membuka kembali pintu ijtihad. Abduh dengan reformasinya menegaskan bahwa
Islam telah membangkitkan akal pikiran manusia dari tidur panjangnya. Amnusia
tercipta dalam keadaan tidak terkekang.[8]
4.
Muhammad Rasyid
Ridha
Rasyid Ridha adalah mrid Muhammad Abduh yang paling
dekat. Bersama dengan Abduh, Rasyid Ridla menerbitkan majalah Al-Manar yang
bertujuan sama dengan Al-Urwatul Wutsqo di Paris. Di dalam majalah tersebut,
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla menuangkan sistem pembaharuan/tajdid di bidang
agama, sosial, ekonomi dan memberantas bid’ah.
Di bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah sebagai misi
Islam dengan nama Madrasah Al-Dakwah Wa Al-Irsyad di Kairo.[9]
C.
PENUTUP
Kesimpulan:
Kelemahan
dan kemunduran dalam Islam disebabkan karena umat Islam tidak lagi menjadikan
al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi dan pegangan. Pemikiran mereka
sudah tidak mencerminkan pandangan al-Qur’an dan Sunnah. Usaha yang pertama
dilakukan adalah memberantas segala serangkaian bid’ah, tahayyul, taklid dan
khurafat yang ada dalam masyarakat Islam, yang disebabkan karena
kebekuan pemikiran masyarakat Islam oleh tradisi yang berkembang dan mewabah.
Pembaharu-pembaharu Muslim sebelum abad ke 19 M yaitu:
1.
Muhammad bin Abdul
Wahab.
2.
Sultan Abdul Hamid I
3.
Muhammad bin Sanusi.
4.
Syekh Waliyullah.
Pembahau-pembaharu Muslim abad ke 19 M diantaranya:
1.
Muhammad Ali Pasya
2.
Jamaluddin
Al-Afghani
3.
Muhammad Abduh
4.
Muhammad Rasyid
Ridha
DAFTAR PUSTAKA
Asrohah,
Hanun. Sejarah Kebudayaan Islam. Mojokerto: CV. Sinar Mulya. 2012.
Misbah, Ma’ruf et.al. Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Semarang: CV Wicaksana. 1994.
Nasution,
Harun. pembaharuan dalam islam sejarah pemikiran dan gerakan. Jakarta:
Bulan Bintang. 1992.
Rusli, Ris’an.
Pembaharuan Pemikiran. jakarta: PT. RajaGrafindo. 2013.
Taufiqurrahman. Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Islam
Abad Modern dan Kontemporer. Surabaya: DIAN ILMU. 2009.
[1] Taufiqurrahman,
Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Islam Abad Modern dan Kontemporer
(Surabaya: DIAN ILMU, 2009), 15.
[4] Ma’ruf
Misbah, et.al, Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Semarang: CV
Wicaksana, 1994), 112-115.
[6] Harun
Nasution, pembaharuan dalam islam sejarah pemikiran dan gerakan (Jakarta:
Bulan Bintang, 1992), 53.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar