Jumat, 27 November 2015

CIRI DAN SIFAT GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM SERTA USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN



CIRI DAN SIFAT GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM SERTA USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Pemikiran Modern dalam Islam
Dosen pengampu:
Erwin Indrioko

Disusun oleh:
Dwi Mahfudzoh                     ( 9321 060 13)
Ulfah Nur Laili                       (9321 181 13)
Iftitahul Musarofah                 (9321 173 13)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2015

  1. PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Pembaharuan Islam dengan segala bentuk tipologi dan fase-fase kesejarahannya merupakan akibat dari perubahan-perubahan tertentu, terkait dengan berkembangnya pemikiran keagamaan dalam masyarakat Islam. Perubahan tersebut merupakan kebutuhan dasar, karena berkembangnya masyarakat yang tidak sama bahkan tidak sejalan dengan kondisi saat Islam dibangun Nabi di Makkah dan Madinah.
Setelah Islam mengalami kekalahan dalam perang salib, banyak yang terjadi kemunduran pada umat Islam. Perubahan pun terjadi pada Barat dalam segala aspek, mulai dari pengetahuan hingga sistem kemiliteran. Barat dan Islam menjadi dua sisi yang berlawanan, karena keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Barat mengambil komponen-komponen penting dalam Islam, tanpa meninggalkan sisa. Terbukti dengan pembakaran perpustakaan-perpustakaan Islam dan perampasan buku-buku ilmu pengetahuan, hingga akhirnya Islam memasuki era kegelapan. Umat muslim sedikit demi sedikit tersingkirkan dari pergerakan zaman. Namun sebagian umat menyadari kemunduran ini dan berusaha mengakhirinya.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan Islam. Pertama, faktor internal yaitu faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu system yang benar-benar bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak umat Islam yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah. Kedua, faktor eksternal adanya kontak Islam dengan kaum barat. Adanya kontak ini sekiranya telah menggugah dan membawa perubahan pragmatis umat Islam untuk belajar secara terus menerus kepada kaum barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir. Namun bukan berarti pembaharuan Islam mengubah isi Al-Quran dan Hadits.

  1. PEMBAHASAN
1.      Ciri dan sifat pembaharuan
Dalam gerakan pembaharuan ada beberapa istilah yang sering dipakai, seperti  istilah gerakan tajdid yang merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya sebagai aksi untuk menggugah kesadaran. Disebut reformasi, karena bertujuan membentuk citra diri melalui penataan kembali masyarakat, yang tidak sesuai dengan zamannya. Revivalisasi, karena bertujuan untuk menghidupkan kembali pola-pola lama yang benar, yang saat itu sudah ditinggalkan atau diselewengkan. Purifikasi, karena untuk memurnikan ajaran agama yang tidak sejalan dengan ajaran awal saat agama tersebut muncul.[1]
Menurut Ibnu Taimiyah, kelemahan dan kemunduran dalam Islam disebabkan karena umat Islam tidak lagi menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi dan pegangan. Pemikiran mereka sudah tidak mencerminkan pandangan al-Qur’an dan Sunnah.[2] Karena mereka meyakini bahwa pintu ijtihad telah tertutup, akibatnya mereka menerima ajaran agama dengan apa adanya tanpa dilakukan verifikasi mengenai ajaran tersebut.
Usaha yang pertama dilakukan adalah memberantas segala serangkaian bid’ah, tahayyul, taklid dan khurafat yang ada dalam masyarakata Islam, yang disebabakan karena kebekuan pemikiran masyarakata Islam oleh tradisi yang berkembang dan mewabah. Adapun ciri dan sifat yang ada dalam gerakan pembaharuan meliputi:
a.       Adanya kepercayaan yang kuat bahwa masyarakat harus ditata atas dasar Al-Qur’an dan As-sunnah.
b.      Melakukan kontak langsung dengan Barat.
c.       Menyaring kebudayaan Barat, seperti kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.      Masyarakat banyak yang bersekolah di Barat.
e.       Adanya keinginan untuk mengembalikan kemuliaan dan kejayaan umat Islam disemua bidang, baik sosial, politik, keagamaan, pendidikan dan ilmu pengetahuan.[3]
Adapun sifat pada gerakan pembaharuan yaitu memperbarui, menciptakan yang baru, menata kembali, dan mengubah. Jadi pembaharuan dalam Islam berarti pikiran atau gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Sedangkan pemurnian merupakan usaha membersihkan akidah umat Islam yang telah ternodai oleh syirik, tahayyul, taklid serta bid’ah agar kembali pada ajaran yang sesuai pada zaman Nabi, Sahabat, dan Tabi’in.
2.      Gerakan Pemikiran Modern (Modernisasi) Dunia Islam
Satu demi satu negara Islam jatuh ke tangan bangsa Barat yang giat menyebarkan agama Kristen di abad-abad 18-19 M. Umat Islam baru merasa betapa berat penderitaan yang dialami di bawah penjajahan orang Kristen. Mereka mulai sadar dan intropeksi diri, meneliti diri dalam segala aspek kehidupan, di bidang keagamaan, politik, sosial, ekonomi dan lainnya.
Sesungguhnya kebangkitan umat Islam ini sudah diramalkan atau dikhawatirkan oleh para ahli barat dengan melihat faktor-faktor yang ada dalam ajaran Islam itu sendiri. Scawen Blunt (1882) misalnya, mengemukakan 4 faktor bagi kebangkitan Islam, yakni:
a.       Ibadah haji (pilgrimage)yang dilakukan kaum muslimin tiap tahun.
b.      Khalifah (The Modern Question of the Caliphate): ajaran khalifah yang menetapkan kedaulatan bagi masing-masing negara dan bagi dunia seluruhnya.
c.       Adanya kota suci Mekkah (The Holy Mecco) yang setiap tahun dikunjungi oleh beratus-ratus ribu kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia.
d.      Reformasi menimbulkan kebangkitan Islam.
Keempat faktor tersebut mendorong terciptanya kebangkitan dunia Islam. Bangsa Eropa jauh sebelum kebangkitan dunia Islam sudah marasa khawatir, karena timbulnya ramalan tersebut. Mereka sudah bersiap-siap menghadapi dunia Islam yang akan bangkit itu. Mereka berusaha menghancurkan kekuatan Khalifah Islam yang saat itu berpusat di Turki. Kerajaan Turki direbutnya beramai-ramai dalam perang Balkan tahun 1914-1918. Turki dalam masa kemundurannya, tidak mampu menghadapi serangan Eropa. Seluruh daerah kekuasaannya masuk ke wilayah bangsa Eropa, kecuali hanya negara Turki sendir yang dapat dipertahankan sebagai negara nasional. Meskipun bangsa Eropa berhasil merampas kedaulatan umat Islam dari negara Turki, namun 3 faktor lainnya masih berjalan terus.
Semenjak umat Islam menyadari akan kemundurannya, timbullah ide pembaharuan dalam Islam. Tokoh-tokoh pembaharuan dunia Islam lahir untuk mengajak umat Islam agar sadar, bangkit dan bangun dari kenyenyakan tidurnya agar mengerti bahwa bangsa Barat datng dan menjajah negara Islam bukan untuk membangun, tetapi sebaliknya. Pada saat ini, di tengah padang pasir Arab Saudi muncul seorang tokoh pembaharuan Islam bernama Muhammad bin Abdul Wahab. Ia umat Islam agar kembali kepada ajaran agama yang sebenarnya, memberantas takhayul dan bid’ah (sesuatu yang tidak ada pada zaman Nabi Muhammad SAW). Gerakan ini pada akhirnya terkenal dengan nama Gerakan Wahabi.
Tokoh-tokoh pembaharu Islam dalam masa sebelum abad ke 19 M, antara lain adalah:
a.       Gerakan Wahabi: Gerakan ini dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab. Ia lahir di Nejed, Saudi Arabia tahun 1704. Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan ajaran-ajaran agama Islam sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadis serta  membersihkannya dari faham-faham yang menyesatkan. Gerakan ini menentang apa saja yang dipandang bid’ah da takhayul.
Segera pola pemikiran dan aliran Muhammad bin Abdul Wahab, mendapat dukungan Muhammad bin Su’ud, serang kepala suku yang berkuasa di Nejed. Ia ikut aktif menggerakkan faham-faham muhammad bin Abdul Wahab. Ia ikut menyebarkan ajaran Wahabi, membangkitkan kaum muslimin dari satu daerah ke daerah lain. Lambat laun ajaran Wahabi tersebar luas ke seluruhpwelosok dunia hingga sampai ke Indonesia yang di bawa oleh ulama’-ulama’ periode tahu 1821.
b.      Tokoh pembaharu dunia Islam dari Turki bernama Sultan Abdul Hamid I (1725-1789), mempelopori gerakan khilafat yang bertujuan membina persatuan seluruh dunia Islam, berada dalam satu khilafat dam menghadapi perkembangan bangsa Barat.
c.       Tokoh pembaharu dunia Islam di Aljazair Muhammad bin Sanusi (1791-1859). Ia memimpin pergerakan solidaritas ang disebut Gerakan Thariqah Sanusiyah.
d.      Tokoh pembaharu dunia Islam lainnya adalah Syekh Waliyullah (1703-1762). Mula-mula ia seorang pendidik dan pengarang. Ia melihat kelemahan umat Islam yang dikarenakan:
1.      Perubahan  sistem pemerintah Islam dari kekhalifahan ke sistem kerajaan.
2.      Perubahan dari sistem demokratis ke otokrasi/absolut.
3.      Perpecahan di kalangan umat Islam yang oleh timbulnya aliran-aliran.
4.      Masuknya adat-istiadat bukan Islam ke dalam keyakian umat Islam.
Terdorong beberapa sebab tersebut, Syekh Waliyullah menyerukan kembali ke sistem pemerintahan seperti yang dilakukan oleh Khulafaurrasyidin dengan mengutamakan demokrasi dan kepentingan rakyat dalam pemerintahan.[4]
Pada abad ke-19 M, semakin bertambah jelas kebangkitan umat Islam di seluruh pelosok dunia Islam. Gerakan-gerakan pembaharuan Islam pada abad ke-19 M ini, adalah sebagai penerus atau kelanjutan dari abad sebelumnya. Diantara pembaharu/mujaddid di abad ke-19 M adalah:
1.      Muhammad Ali Pasya
Adapun langkah-langkah yang di ambil Muhammad Ali dalam pembaharuan di bidang Militer adalah dengan menugaskan Kolonel Save dan menata militer secara modern; mendirikan sekolah militer; mengirim pelajar Mesir ke Prancis, Italia, Inggris dan Austria untuk belajar ilmu Kemiliteran.[5]
Untuk kemajuan Negara ia meningkatkan pertanian di Mesir dengan membuat Irigasi, melakukan penanaman kapas yang didatangkan dari India dan Sudan. Demi kemajuan ekonomi ia memperbaiki pengangkutan dan menghidupkan industri tetapi gagal karena kekurangna ahli di Mesir.
2.      Jamaluddin Al-Afghani
Salah satu ide Al-Afghani ialah membentuk partai al-Hizb al-wathan (Partai Nasionalis). Selama delapan tahun menetap di Mesir ia pergi ke Paris, disini ia mendirikan perkumpulan “Al-Urwatul Wutsqo”. Selama di Mesir Al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuannya antara lain: musuh utama adalah penjajah barat, hal ini tidak lain lanjutan perang salib, Umat Islam harus menantang pejajahan dimana dan kapan saja. Untuk mencapai tujuan itu umat Isla harus bersatu (Pan Islamisme).[6]
3.      Muhammad Abduh
Menurut Abduh, penyebab kemunduran umat Islam pada akhir abad pertengahan adalah sikap jumud. Dalam sikap ini mengandung arti keadaan membeku, statis, berpegang teguh pada adat. Karena dipengaruhi sikap jumud umat Islam tidak menghendaki perubahan dan tidak mau menerima perbahan.[7]
Agenda pembaharuan Islam Muhammad Abduh berkaitan dengan cara membuka kembali pintu ijtihad. Abduh dengan reformasinya menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan akal pikiran manusia dari tidur panjangnya. Amnusia tercipta dalam keadaan tidak terkekang.[8]
4.      Muhammad Rasyid Ridha
Rasyid Ridha adalah mrid Muhammad Abduh yang paling dekat. Bersama dengan Abduh, Rasyid Ridla menerbitkan majalah Al-Manar yang bertujuan sama dengan Al-Urwatul Wutsqo di Paris. Di dalam majalah tersebut, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla menuangkan sistem pembaharuan/tajdid di bidang agama, sosial, ekonomi dan memberantas bid’ah.
Di bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah sebagai misi Islam dengan nama Madrasah Al-Dakwah Wa Al-Irsyad di Kairo.[9]

C.     PENUTUP
Kesimpulan:
            Kelemahan dan kemunduran dalam Islam disebabkan karena umat Islam tidak lagi menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi dan pegangan. Pemikiran mereka sudah tidak mencerminkan pandangan al-Qur’an dan Sunnah. Usaha yang pertama dilakukan adalah memberantas segala serangkaian bid’ah, tahayyul, taklid dan khurafat yang ada dalam masyarakat Islam, yang disebabkan karena kebekuan pemikiran masyarakat Islam oleh tradisi yang berkembang dan mewabah.
Pembaharu-pembaharu Muslim sebelum abad ke 19 M yaitu:
1.      Muhammad bin Abdul Wahab.
2.      Sultan Abdul Hamid I
3.      Muhammad bin Sanusi.
4.      Syekh Waliyullah.
Pembahau-pembaharu Muslim abad ke 19 M diantaranya:
1.      Muhammad Ali Pasya
2.      Jamaluddin Al-Afghani
3.      Muhammad Abduh
4.      Muhammad Rasyid Ridha



DAFTAR PUSTAKA
Asrohah, Hanun. Sejarah Kebudayaan Islam. Mojokerto: CV. Sinar Mulya. 2012.
Misbah, Ma’ruf et.al. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: CV Wicaksana. 1994.
Nasution, Harun. pembaharuan dalam islam sejarah pemikiran dan gerakan. Jakarta: Bulan Bintang. 1992.
Rusli, Ris’an. Pembaharuan Pemikiran. jakarta: PT. RajaGrafindo. 2013.
Taufiqurrahman. Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Islam Abad Modern dan Kontemporer. Surabaya: DIAN ILMU. 2009.




[1] Taufiqurrahman, Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Islam Abad Modern dan Kontemporer (Surabaya: DIAN ILMU, 2009), 15.
[2] Ibid., 31.
[4] Ma’ruf Misbah, et.al, Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Semarang: CV Wicaksana, 1994), 112-115.
[5] Rusli, Pembaharuan Pemikiran (jakarta: PT. RajaGrafindo, 2013), 53.
[6] Harun Nasution, pembaharuan dalam islam sejarah pemikiran dan gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 53.
[7] Rusli, Pembaharuan Pemikiran (jakarta: PT. RajaGrafindo, 2013), 103.
[8] Hanun Asrohah, Sejarah Kebudayaan Islam (Mojokerto: CV. Sinar Mulya, 2012), 20.
[9] Misbah, et.al, Mata Pelajaran (Semarang: Cv Wicaksana, 1994), 118.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar